Kamis, 06 Januari 2011

Senyuman Maut

“Dia biasa aja kok”
“Iya… dia biasa aja kok. Sama sekali ngga cantik”
“Argh!!! Elo mah kambing dibedakin juga lo doyan!!!”

Hampir semua sahabat-sahabatnya berkata begitu, tapi Rigo hanya terdiam mendengar pendapat-pendapat itu, baginya semua orang berhak untuk berpendapat sesuai dengan apa yang ingin diutarakan, bukan hanya sekedar menyenangkan hati semata.

Gw ngga peduli apa kata orang tentang dia… bagi gw dia bidadari, bagi gw dia tetap yang tercantik. Ucap Rigo dalam hatinya.

Rigo juga punya pendapat lain tentang sosok perempuan yang kini ada dihati dan pikirannya itu. Sesosok gadis yang berwajah oriental yang kini telah menyita sebagian besar pikirannya dan sebagian besar waktunya untuk sekedar membayangkannya atau membuat sebuah lagu yang terindah untuk perempuan itu.
Rigo memang mempunyai beberapa kriteria yang sangat diimpikannya, walaupun dia tidak konsisten.

“Go… lo suka perempuan yang kaya gimana?”
“Gw suka yang oriental gitu”
“Emang kenapa dengan perempuan yang berwajah oriental?”
“Gw ngga punya alasan untuk itu, gw cuma suka aja”

Oke itu hal yang paling penting bagi Rigo. Entah mengapa dia begitu menyukai perempuan berwajah oriental, dan entah kapan dia mulai meyukai perempuan berwajah oriental. Oleh karena itu kini dia begitu menyukai Sheila. Sheila yang berwajah oriental dengan kulit tubuh dan wajahnya yang putih. Bila dilihat dia sesosok perempuan yang tidak banyak bicara, namun ketika kita mengenalnya maka kita akan tau kalau dia sebenarnya gadis yang penuh senyum dan tawa. Senyum yang dapat membuat Rigo tidak berdaya, senyum yang membuat Rigo membayangkannya setiap saat, senyum yang dapat membuat Rigo melupakan semua gebetan-gebetannya, senyum yang dapat membuat Rigo tidak dapat menghilangkan bayangan wajahnya dari benaknya, senyum yang membuat Rigo juga tersenyum.

Senyum…hanya senyum…

Kini Sheila sudah pergi dari hadapannya, tapi senyum dan tawanya masih melekat dalam benaknya, semuanya tidak ada yang hilang sedikitpun.
Banyak hal yang telah terjadi dalam waktu mungkin hanya 25 menit. Peristiwa yang baginya sangat menyenangkan, dan mungkin juga bagi Sheila.
Walaupun Rigo tahu “benda” itu tidak akan selalu melingkari pergelangan tangan Sheila, namun Setidaknya ada yang akan membuatnya membayangkan wajah Rigo, walaupun hanya sesaat…